Thursday, March 26, 2020

AWAN DAN PERAWANAN

Pengertian awan


Image result for awan stratus
awan
Awan ialah kumpulan titik-titik air/kristal es di dalam udara yang terjadi karena adanya kondensasi/sublimasi dari uap air yang terdapat dalam udara. Awan yang menempel di permukaan bumi disebut kabut. Awan dapat diklasifikasikan sebagai berikut.

1) Menurut morfologinya (bentuknya). Berdasatkan morfologinya, awan dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:
 a) Awan Commulus yaitu awan yang bentuknya bergumpal-gumpal (bunar- bundar) dan dasarnya horizontal.

Image result for awan comulus
awan commulus

b) Awan Stratus yaitu awan yang tipis dan tersebar luas sehingga dapat menutupi langit secara merata. Dalam arti khusus awan stratus adalah awan yang rendah dan luas.

Image result for stratus clouds
sumber : pixabay.com
c) Awan Cirrus yaitu awan yang berdiri sendiri yang halus dan berserat, berbentuk seperti bulu burung. Sering terdapat kristal es tapi tidak dapat menimbulkan hujan.

Image result for stratus clouds
sumber : pixabay.com
2)       Berdasarkan ketinggiannya, awan dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:
a)        Awan tinggi (lebih dari 6000 m – 9000 m), karena tingginya selalu terdiri dari kristal-kristal es:
(1)     Cirrus (Ci) : awan tipis seperti bulu burung.
(2)     Cirro stratus (Ci-St) : awan putih merata seperti tabir.
(3)     Cirro Cumulus (Ci-Cu) : seperti sisik ikan.
                     b)       Awan sedang (2000 m – 6000 m):
(1)     Alto Comulus (A-Cu) : awan bergumpal gumpal tebal.
(2)     Alto Stratus (A- St) : awan berlapis-lapis tebal.
                     c)        Awan rendah (di bawah 200 m):
(1)     Strato Comulus (St-Cu) : awan yang tebal luas dan bergumpal-gumpal.
(2)     Stratus (St) : awan merata rendah dan berlapis-lapis.
(3)     Nimbo Stratus (No-St) : lapisan awan yang luas, sebagian telah merupakan hujan.
                   d)       Awan yang terjadi karena udara naik, terdapat pada ketinggian 500 m-1500                         m:
(1)     Cummulus (Cu) : awan bergumpal-gumpal, dasarnya rata.
(2)  Comulo Nimbus (Cu-Ni): awan yang bergumpal gumpal luas dan sebagian telah merupakan hujan, sering terjadi angin ribut.



Referensi :

  1. Bayong Tjasyono, 1999. Dr, Klimatologi Umum, Bandung: FMIPA - ITB
  2. Daldjoeni, N. 1986. Pokok-pokok Klimatologi. Bandung: Alumni.
  3. Daniel Murdiyarso, 2003. Konvesi Perubahan Iklim, Jakarta: Kompas.
  4. Philip D. Thompson, Robert O’Brien, 1983. Weather, USA: Time Life Book Inc. Suryatna Rafi’i, 1990, Pengantar Meteorologi dan Klimatologi, Bandung: Angkasa.
  5. Strahler, Athur. 1976. Physical Geography. United States of America: Wiley International Edition.




CURAH HUJAN DAN HUJAN

Curah Hujan

Curah hujan yaitu jumlah air hujan yang turun pada suatu daerah dalam waktu tertentu. Alat untuk mengukur banyaknya curah hujan disebut Rain gauge. Curah hujan diukur dalam harian, bulanan, dan tahunan. Curah hujan yang jatuh di wilayah Indonesia dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:
1)       bentuk medan/topografi
2)       arah lereng medan
3)       arah angin yang sejajar dengan garis pantai
4)       jarak perjalanan angin di atas medan datar

Hujan ialah peristiwa sampainya air dalam bentuk cair maupun padat yang dicurahkan dari atmosfer ke permukaan bumi. Garis pada peta yang menghubungkan tempat-tempat yang mempunyai curah hujan yang sama disebut Isohyet.

Berdasarkan ukuran butirannya, hujan dibedakan menjadi:
  1. hujan gerimis/drizzle, diameter butir-butirannya kurang dari 0,5 mm;
  2. hujan salju/snow, terdiri dari kristal-kristal es yang temperatur udaranya berada di bawah titik beku.
  3. hujan batu es, merupakan curahan batu es yang turun di dalam cuaca panas dari awan yang temperaturnya di bawah titik beku; dan
  4. hujan deras/rain, yaitu curahan air yang turun dari awan yang temperaturnya di atas titik beku dan diameter butirannya kurang lebih 7 mm.

Sedangkan berdasarkan proses terjadinya, hujan dibedakan atas:

1. Hujan Frontal, adalah hujan yang terjadi di daerah front, yang disebabkan oleh pertemuan dua massa udara yang berbeda temperaturnya. Massa udara panas/lembab bertemu dengan massa udara dingin/padat sehingga berkondensasi dan terjadilah hujan. Lihat gambar dibawah ini.

Image result for hujan frontal
Hujan Fontal

2. Hujan Zenithal/ Ekuatorial/ Konveksi/ Naik Tropis, jenis hujan ini terjadi karena udara naik disebabkan adanya pemanasan tinggi. Terdapat di daerah tropis antara 23,5o LU - 23,5o LS. Oleh karena itu disebut juga hujan naik tropis. Arus konveksi menyebabkan uap air di ekuator naik secara vertikal sebagai akibat pemanasan air laut terus menerus. Terjadilah kondensasi dan turun hujan. Itulah sebabnya jenis hujan ini dinamakan juga hujan ekuatorial atau hujan konveksi. Disebut juga hujan zenithal karena pada umumnya hujan terjadi pada waktu matahari melalui zenit daerah itu. Semua tempat di daerah tropis itu mendapat dua kali hujan zenithal dalam satu tahun. Lihat gambar .

Image result for hujan ZENITAL
Hujan Zenital

3. Hujan Orografis/Hujan Naik Pegunungan, terjadi karena udara yang mengandung uap air dipaksa oleh angin mendaki lereng pegunungan yang makin ke atas makin dingin sehingga terjadi kondensasi, terbentuklah awan dan jatuh sebagai hujan. Hujan yang jatuh pada lereng yang dilaluinya disebut hujan orografis, sedangkan di lereng sebelahnya bertiup angin jatuh yang kering dan disebut daerah bayangan hujan.
Image result for hujan orografis



Referensi : 

  1. Bayong Tjasyono, 1999. Dr, Klimatologi Umum, Bandung: FMIPA - ITB. Daldjoeni, N. 1986. Pokok-pokok Klimatologi. Bandung: Alumni.
  2. Daniel Murdiyarso, 2003. Konvesi Perubahan Iklim, Jakarta: Kompas.
  3. Philip D. Thompson, Robert O’Brien, 1983. Weather, USA: Time Life Book Inc. Suryatna Rafi’i, 1990, Pengantar Meteorologi dan Klimatologi, Bandung: Angkasa.
  4. Strahler, Athur. 1976. Physical Geography. United States of America: Wiley International Edition


CUACA DAN IKLIM

Apa itu cuaca dan iklim?

Beberapa, Hujan, Kerai, Payung, Romantis
sumber : pixabay.com
Tentunya Anda sudah dapat membedakan antara cuaca dengan iklim, bukan? Coba Anda pahami hal ini kalimat berikut! “Hari ini sangat cerah”, dan “Bulan bulan belakangan ini tidak tampak turun hujan, sehingga dimana-mana terjadi kekeringan”. Dapatkah Anda membedakan kalimat tersebut? Kalimat pertama menunjukkan saat itu juga dan waktunya sangat singkat, inilah pengertian dari cuaca. Pernyataan kedua, karena waktunya sangat lama atau panjang, hal itu menunjukkan pengertian iklim. Benarkah demikian? Di dalam keduanya terdapat unsur-unsur. Pada bagian ini Anda akan diajak untuk mengidentifikasi unsurunsurnya tersebut.  

Cuaca adalah keadaan udara pada saat tertentu dan di wilayah tertentu yang relatif sempit dan pada jangka waktu yang singkat. Cuaca itu terbentuk dari gabungan unsur cuaca yaitu keadaan berdasarkan gejala suhu, tekanan udara, kelembaban, angin, dan curah hujan dengan jangka waktu cuaca bisa hanya beberapa jam saja. Misalnya: pagi hari, siang hari atau sore hari, dan keadaannya bisa berbeda-beda untuk setiap tempat serta setiap jamnya. 

Di samping itu terdapat unsur cuaca lainnya yang biasa kita saksikan yaitu penyinaran matahari, keadaan awan, gejala halilintar, pelangi, halo, dan lain-lain. Di Indonesia keadaan cuaca selalu diumumkan untuk jangka waktu sekitar 24 jam melalui prakiraan cuaca hasil analisis Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG), Departemen Perhubungan. Untuk negara negara yang sudah maju perubahan cuaca sudah diumumkan setiap jam dan sangat akurat (tepat). 

Sedangkan iklim adalah suatu keadaan umum kondisi cuaca yang meliputi daerah yang luas. Iklim merupakan kelanjutan dari hasil-hasil pengamatan dan pencatatan unsur cuaca selama 30 tahun, karena itu iklim pada dasarnya merupakan rata-rata dari keadaan cuaca harian secara umum. Perbedaan lainnya, iklim bersifat relatif tetap dan stabil sedangkan cuaca selalu berubah setiap waktu. 

Matahari merupakan kendali iklim yang sangat penting, selain sebagai sumber energi yang dapat menimbulkan gerak udara dan arus laut. Kendali iklim lainnya, seperti distribusi darat dan air, tekanan tinggi dan rendah, massa udara, pegunungan, arus laut dan badai. 

Perlu Anda ketahui bahwa ilmu yang mempelajari tentang iklim disebut Klimatologi dan ilmu yang mempelajari keadaan cuaca disebut Meteorologi.  


Unsur-unsur Cuaca dan Iklim 

Pengamatan keadaan cuaca dan atau iklim biasanya memperhatikan sejumlah persebaran komponen cuaca yaitu temperatur, tekanan udara, kelembaban, awan, curah hujan, dan angin. 

Suhu Udara 

Image result for termometer
termometer
Suhu udara adalah keadaan panas atau dinginnya udara. Alat untuk mengukur suhu udara atau derajat panas disebut termometer. Pengukuran dinyatakan dalam skala Celcius (C), Reamur (R), dan Fahrenheit (F). Suhu udara tertinggi di muka bumi adalah di daerah tropis (sekitar ekuator) dan makin ke kutub, makin dingin. Alat pengukur temperatur udara dinamakan termometer atau termograf. Alat ini dilengkapi pena dan silinder yang berputar otomatis.

Tabel 1. Beberapa Skala pengukuran

Skala Pengukuran
Titik Didih Air
Titik Beku Air
Titik Absolut
Fahrenheit
212
32
- 460
Celcius
100
0
- 273
Kelvin
373
273
0



Saat Anda mendaki gunung maka suhu udara akan terasa dingin setelah mencapai ketinggian bertambah. Sebagaimana sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa tiap kenaikan bertambah 100 meter, suhu udara berkurang (turun) rata-rata 0,6o C. Penurunan suhu seperti ini disebut gradient temperatur vertikal atau lapse rate. Pada udara kering, besar lapse rate adalah 1o C.

Faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya suhu udara suatu daerah adalah:
1)       Lama penyinaran matahari.
2)       Sudut datang sinar matahari.
3)       Relief permukaan bumi.
4)       Banyak sedikitnya awan.
5)       Perbedaan letak lintang.
 Contoh:
Temperatur di daerah Lembang 200C. Ketinggian tempat 700 m di atas  permukaan laut. Berapakah temperatur rata-rata di Kota Bandung?

 Udara akan menjadi panas karena adanya penyinaran matahari. Dari penyinaran matahari permukaan bumi menerima panas pertama. Udara akan menerima panas dari permukaan bumi yang dipancarkan kembali setelah diubah dalam bentuk gelombang panjang.

Radiasi yang dipancarkan matahari tidak seluruhnya diterima oleh bumi. Bumi menyerap radiasi sebesar 51%, selebihnya mengalami proses pembauran 7%, pemantulan kembali oleh awan 20% dan oleh bumi 4%, dan diserap oleh awan sekitar 3%, serta molekul udara dan debu atmosfre sebesar 19%.

Pemanasan udara dapat terjadi melalui dua proses pemanasan, yaitu pemanasan langsung dan pemanasan tidak langsung.

1. Pemanasan secara langsung, dapat terjadi melalui beberapa proses berikut:


  • Proses absorbsi, adalah penyerapan unsur-unsur radiasi matahari, misalnya sinar gama, sinar-X, dan ultra-violet. Unsur unsur yang menyerap radiasi matahari tersebut adalah oksigen, nitrogen, ozon, hidrogen, dan debu. 
  • Proses refleksi, adalah pemanasan matahari terhadap udara tetapi dipantulkan kembali ke angkasa oleh butir-butir air (H2O), awan, dan partikel-partikel lain di atmosfis. 
  • Proses difusi, sinar matahari mengalami difusi berupa sinar gelombang pendek biru dan lembayung berhamburan ke segala arah.

2. Proses ini menyebabkan langit berwarna biru.Pemanasan tidak langsung

Pemanasan tidak langsung dapat terjadi dengan cara-cara berikut:
  •  konduksi adalah pemberian panas oleh matahari pada lapisan udara bagian bawah kemudian lapisan udara tersebut memberikan panas pada lapisan udara di atasnya.
  •  konveksi adalah pemberian panas oleh gerak udara vertikal ke atas.
  • adveksi adalah pemberian panas oleh gerak udara yang horizontal (mendatar).
  •  turbulensi adalah pemberian panas oleh gerak udara yang tidak teratur dan berputar-putar ke atas tetapi ada sebagian panas yang dipantulkan kembali ke atmosfir.
Rata-rata suhu tahunan, di Indonesia sekitar 26,8oC. Dalam peta, daerah daerah yang suhu udaranya sama dihubungkan dengan garis isotherm.


Tekanan Udara

Udara mempunyai berat dan tekanan. Lapisan udara mulai dari permukaan bumi hingga ke atas, memberi tekanan tertentu. Tekanan udara adalah berat massa udara di atas suatu wilayah. Tekanan udara menunjukkan tenaga yang bekerja untuk menggerakkan masa udara dalam setiap satuan luas tertentu.

Pada setiap bidang yang luasnya 1 cm2 dengan tinggi kira-kira 10.000 km di atas permukaan bumi memberi tekanan dengan berat 1033,3 gram atau satu atmosfer. Kalau orang mengambil suatu kolom udara dari 1 m2 penampang, maka beratnya sudah mencapai 10.333 kg. Semakin tinggi suatu tempat semakin berkurang tekanannya karena tiang udara semakin berkurang. Tekanan udara di atas permukaan laut akan lebih besar daripada di puncak gunung karena tinggi tiang udara di permukaan laut lebih panjang tiangnya daripada di puncak gunung.

Besar atau kecilnya tekanan udara, dapat diukur dengan menggunakan barometer. Orang pertama yang mengukur tekanan udara adalah Torri Celli (1643). Alat yang digunakannya adalah barometer raksa. Satuan dalam ukuran tekanan udara adalah bar. 1 (satu) bar = 1000 milibar (mb). Jenis barometer ada dua yaitu (1) barometer air raksa dan (2) barometer kotak (aneroid).

Barometer air raksa teriri atas sebuah bejana kaca yang ujung atasnya tertutup hingga hampa udara. Bejana terisi air raksa, ukuran penampangnya 1 cm2 dengan panjang 1 m. Ujung bawahnya terbuka dan berdiri dalam sebuah bak yang berisikan air raksa pula. Juluran tinggi air pada tabung di atas udara hampa adalah 760 mm, walaupun dimiringkan tinggi air raksa tetap 760 mm. Suatu kolom air raksa dari 760 mm menyebabkan tekanan yang besarnya 1,013 bar atau 1013 mb.

Garis pada peta yang menghubungkan tempat-tempat yang sama tekanan udaranya disebut isobar. Bidang isobar ialah bidang yang tiap-tiap titiknya mempunyai tekanan udara sama. Jadi perbedaan suhu akan menyebabkan perbedaan tekanan udara.

Daerah yang banyak menerima panas matahari, udaranya akan mengembang dan naik. Karena itu, daerah tersebut bertekanan udara rendah. Ditempat lain terdapat tekanan udara tinggi sehingga terjadilah gerakan udara dari daerah bertekanan tinggi ke daerah bertekanan udara rendah. Gerakan udara tersebut dinamakan angin.
Image result for barometer
barometer


 Angin

Image result for anemometer
anemometer

Secara sederhana, angin adalah udara yang bergerak. Angin merupakan fenomena keseharian yang selalu kamu rasakan. Angin merupakan gerakan udara mendatar atau sejajar dengan permukaan bumi yang terjadi karena adanya perbedaan tekanan udara antara satu tempat dengan tempat lainnya. Perbedaan tekanan tersebut disebabkan karena kedua tempat memiliki suhu yang berbeda sebagai akibat radiasi matahari yang berbeda pula. Angin bergerak dari tekanan tinggi ke tekanan rendah. Jika telah mencapai keseimbangan, maka udara tersebut cenderung diam atau tenang.

Dari mana dan menuju ke manakah angin itu bergerak? Tiupan angin terjadi apabila di suatu daerah ada perbedaan tekanan udara, yaitu tekanan udara maksimum dan tekanan udara minimum. Angin bergerak dari daerah bertekanan udara maksimum ke minimum.

Misalnya, pada bulan Desember matahari sedang berada di Belahan Bumi Selatan (BBS), contohnya Benua Australia. Karena pengaruh sinar matahari, udara di Benua Australia akan memuai sehingga tekanannya menjadi rendah (minimum). Adapun di Belahan Bumi Utara (BBU), contohnya Benua Asia, pada bulan Desember sedang mengalami musim dingin sehingga tekanan udaranya tinggi (maksimum). Karena perbedaan tekanan udara tersebut, bergeraklah massa udara (angin) dari Benua Asia ke Benua Australia.

SISTEM ANGIN DAN KELEMBABAN UDARA


Sistem Angin

Di dalam kehidupan sehari-hari, Anda mengenal beberapa jenis angin. Penamaan angin bergantung pada arah mana angin itu bertiup. Misalnya, jika datangnya dari arah gunung disebut angin gunung, dan jika datangnya dari arah timur disebut angin timur. Berikut adalah berbagai sistem angin yang ada di bumi.

a)        Angin Passat
Angin passat adalah angin bertiup tetap sepanjang tahun dari daerah subtropik menuju ke daerah ekuator (khatulistiwa). Angin Passat Timur Laut bertiup di belahan bumi Utara. Sedangkan Angin Passat Tenggara bertiup di belahan bumi Selatan.
Di sekitar khatulistiwa, kedua angin passat ini bertemu. Karena temperatur di daerah tropis selalu tinggi, maka massa udara tersebut dipaksa naik secara vertikal (konveksi). Daerah pertemuan kedua angin passat tersebut dinamakan Daerah Konvergensi Antar Tropik (DKAT). DKAT ditandai dengan temperatur yang selalu tinggi. Akibat kenaikan massa udara ini, wilayah DKAT terbebas dari adanya angin topan. Akibatnya daerah ini dinamakan daerah doldrum (wilayah tenang).

b)       Angin Anti Passat
Udara di atas daerah ekuator yang mengalir ke daerah kutub dan turun di daerah maksimum subtropik merupakan angin Anti Passat. Di belahan bumi Utara disebut Angin Anti Passat Barat Daya dan di belahan bumi Selatan disebut Angin Anti Passat Barat Laut. Pada daerah sekitar lintang 200 – 300 LU dan LS, angin anti passat kembali turun secara vertikal sebagai angin yang kering. Angin kering ini menyerap uap air di udara dan permukaan daratan. Akibatnya, terbentuk gurun di muka bumi, misalnya gurun di Saudi Arabia, Gurun Sahara (Afrika), dan gurun di Australia.

Di daerah Subtropik (300 – 400 LU/LS) terdapat daerah “teduh subtropik” yang udaranya tenang, turun dari atas, dan tidak ada angin. Sedangkan di daerah ekuator antara 100 LU – 100 LS terdapat juga daerah tenang yang disebut daerah Teduh Ekuator atau daerah Doldrum.


Image result for Sirkulasi angin


                                                    Gambar. Sirkulasi Angin

c)        Angin Barat
Sebagian udara yang berasal dari daerah maksimum subtropis Utara dan Selatan mengalir ke daerah sedang Utara dan daerah sedang Selatan sebagai angin Barat. Pengaruh angin Barat di belahan bumi Utara tidak begitu terasa karena hambatan dari benua. Di belahan bumi Selatan pengaruh angin Barat ini sangat besar, tertama pada daerah lintang 60o LS. Di sini bertiup angin Barat yang sangat kencang yang oleh pelaut-pelaut disebut roaring forties.

d)       Angin Timur
Di daerah Kutub Utara dan Kutub Selatan bumi terdapat daerah dengan tekanan udara maksimum. Dari daerah ini mengalirlah angin ke daerah minimum subpolar (60o LU/LS). Angin ini disebut angin Timur, bersifat dingin karena berasal dari daerah kutub.

e)        Angin Muson (Monsun)
Angin muson ialah angin yang berganti arah secara berlawanan setiap setengah tahun. Umumnya pada setengah tahun pertama bertiup angin darat yang kering dan setengah tahun berikutnya bertiup angin laut yang basah.

Pada bulan Oktober – April, matahari berada di belahan langit selatan, sehingga benua Australia lebih banyak memperoleh pemanasan matahari dari benua Asia. Akibatnya di Australia terdapat pusat tekanan udara rendah (depresi) sedangkan di Asia terdapat pusat tekanan udara tinggi (kompresi). Keadaan ini menyebabkan arus angin dari benua Asia ke benua Australia. Di Indonesia angin ini merupakan Angin Musim Timur Laut di belahan bumi utara dan Angin Musim Barat di belahan bumi Selatan. Karena melewati Samudra Pasifik dan Samudra Hindia maka banyak membawa uap air, sehingga pada umumnya di Indonesia terjadi musim penghujan. Musim penghujan meliputi hampir seluruh wilayah Indonesia, hanya saja persebarannya tidak merata. Makin ke Timur curah hujan makin berkurang karena kandungan uap airnya makin sedikit.

Image result for angin musim barat dan timur, INDONESIA ASUTRALIA
                                          Gambar. Angin Muson

Pada bulan April – Oktober, matahari berada di belahan langit Utara, sehingga benua Asia lebih panas daripada benua Australia. Akibatnya, di Asia terdapat pusat-pusat tekanan udara rendah, sedangkan di Australia terdapat pusat- pusat tekanan udara tinggi yang menyebabkan terjadinya angin dari Australia menuju Asia. Di Indonesia, terjadi angin musim timur di belahan bumi Selatan dan angin musim barat daya di belahan bumi Utara. Karena tidak melewati lautan yang luas maka angin tidak banyak mengandung uap air oleh karena itu pada umumnya di Indonesia terjadi musim kemarau, kecuali pantai barat Sumatera, Sulawesi Tenggara, dan pantai Selatan Irian Jaya. Lihat gambar 8 di atas.

Antara kedua musim tersebut ada musim yang disebut Musim Pancaroba (Peralihan), yaitu: Musim Kemareng yang merupakan peralihan dari musim penghujan ke musim kemarau, dan Musim Labuh yang merupakan peralihan musim kemarau ke musim penghujan. Adapun ciri-ciri musim pancaroba seperti udara terasa panas, arah angin tidak teratur dan terjadi hujan secara tiba-tiba dalam waktu singkat dan lebat.

Akan tetapi, saat ini musim penghujan maupun kemarau di Indonesia tidak beraturan seperti pada prediksi sebelumnya. Kadang kita menemukan banyak hujan di bulan-bulan selain bulan penghujan, atau sebaliknya. Hal ini merupakan dampak dari pemanasan global (global warming) yang menyebabkan terjadinya perubahan iklim dunia salah satunya.

a)        Angin Lokal
Di samping angin musim, di Indonesia juga terdapat angin lokal (setempat) yaitu sebagai berikut:

(1)     Angin darat dan angin laut

Image result for angin darat dan lautAngin ini terjadi di daerah pantai. Pada siang hari daratan lebih cepat menerima panas dibandingkan dengan lautan. Angin bertiup dari laut ke darat, disebut angin laut. Sebaliknya, pada malam hari daratan lebih cepat melepaskan panas dibandingkan dengan lautan. Daratan bertekanan maksimum dan lautan bertekanan minimum. Angin bertiup dari darat ke laut, disebut angin darat.

(1)     Angin lembah dan angin gunung
Pada siang hari udara yang seolah-olah terkurung pada dasar lembah lebih cepat panas dibandingkan dengan udara di puncak gunung yang lebih terbuka (bebas), maka udara mengalir dari lembah ke puncak gunung menjadi angin lembah. Sebaliknya pada malam hari udara mengalir dari gunung ke lembah menjadi angin gunung.

(2)     Angin jatuh yang sifatnya kering dan panas
Angin jatuh atau Fohn ialah angin jatuh bersifatnya kering dan panas terdapat di lereng pegunungan Alpine. Sejenis angin ini banyak terdapat di Indonesia dengan nama angin Bahorok (Deli), angin Kumbang (Cirebon), angin  Gending di Pasuruan (Jawa Timur), dan Angin Brubu di Sulawesi Selatan).

             Kelembaban Udara

Di udara terdapat uap air yang berasal dari penguapan samudra (sumber yang utama). Sumber lainnya berasal dari danau-danau, sungai-sungai, tumbuh- tumbuhan, dan sebagainya. Makin tinggi suhu udara, makin banyak uap air yang dapat dikandungnya. Hal ini berarti makin lembablah udara tersebut. Alat untuk mengukur kelembaban udara dinamakan hygrometer.

Ada dua macam kelembaban udara:
1)       Kelembaban udara absolut, ialah banyaknya uap air yang terdapat di udara pada suatu tempat. Dinyatakan dengan banyaknya gram uap air dalam 1 m³ udara.
2)       Kelembaban udara relatif, ialah perbandingan jumlah uap air dalam udara (kelembaban absolut) dengan jumlah uap air maksimum yang dapat dikandung oleh udara tersebut dalam suhu yang sama dan dinyatakan dalam persen (%).

Contoh:


Dalam 1 m³ udara yang suhunya 20o C terdapat 14 gram uap air (basah absolut = 14 gram), sedangkan uap air maksimum yang dapat dikandungnya pada suhu 20o C = 20 gram. (Kerjakan!)


Referensi :

  1. Bayong Tjasyono, 1999. Dr, Klimatologi Umum, Bandung: FMIPA - ITB. Daldjoeni, N. 1986. Pokok-pokok Klimatologi. Bandung: Alumni.
  2. Daniel Murdiyarso, 2003. Konvesi Perubahan Iklim, Jakarta: Kompas.
  3. Philip D. Thompson, Robert O’Brien, 1983. Weather, USA: Time Life Book Inc. Suryatna Rafi’i, 1990, Pengantar Meteorologi dan Klimatologi, Bandung: Angkasa.