Sistem Angin
Di dalam kehidupan sehari-hari, Anda mengenal beberapa
jenis angin. Penamaan angin bergantung pada arah mana angin itu bertiup.
Misalnya, jika datangnya dari arah gunung disebut angin gunung, dan jika
datangnya dari arah timur disebut angin timur. Berikut adalah berbagai sistem
angin yang ada di bumi.
a)
Angin Passat
Angin passat adalah angin bertiup tetap sepanjang tahun
dari daerah subtropik menuju ke daerah ekuator (khatulistiwa). Angin Passat
Timur Laut bertiup di belahan bumi Utara. Sedangkan Angin Passat Tenggara bertiup
di belahan bumi Selatan.
Di sekitar khatulistiwa, kedua angin passat ini bertemu.
Karena temperatur di daerah tropis selalu tinggi, maka massa udara tersebut
dipaksa naik secara vertikal (konveksi). Daerah pertemuan kedua angin passat
tersebut dinamakan Daerah Konvergensi Antar Tropik (DKAT). DKAT ditandai dengan
temperatur yang selalu tinggi. Akibat kenaikan massa udara ini, wilayah DKAT
terbebas dari adanya angin topan. Akibatnya daerah ini dinamakan daerah doldrum (wilayah tenang).
b) Angin Anti Passat
Udara di atas daerah ekuator yang mengalir ke daerah
kutub dan turun di daerah maksimum subtropik merupakan angin Anti Passat. Di
belahan bumi Utara disebut Angin Anti Passat Barat Daya dan di belahan bumi
Selatan disebut Angin Anti Passat Barat Laut. Pada daerah sekitar lintang 200
– 300 LU dan LS, angin anti passat kembali turun secara vertikal
sebagai angin yang kering. Angin kering ini menyerap uap air di udara dan
permukaan daratan. Akibatnya, terbentuk gurun di muka bumi, misalnya gurun di
Saudi Arabia, Gurun Sahara (Afrika), dan gurun di Australia.
Di daerah Subtropik (300 – 400
LU/LS) terdapat daerah “teduh subtropik” yang udaranya tenang, turun dari atas,
dan tidak ada angin. Sedangkan di daerah ekuator antara 100 LU – 100
LS terdapat juga daerah tenang yang disebut daerah Teduh Ekuator atau daerah
Doldrum.
Gambar. Sirkulasi Angin
c)
Angin Barat
Sebagian udara yang berasal dari daerah maksimum
subtropis Utara dan Selatan mengalir ke daerah sedang Utara dan daerah sedang
Selatan sebagai angin Barat. Pengaruh angin Barat di belahan bumi Utara tidak
begitu terasa karena hambatan dari benua. Di belahan bumi Selatan pengaruh angin Barat ini
sangat besar, tertama pada daerah lintang 60o LS. Di sini bertiup angin Barat
yang sangat kencang yang oleh pelaut-pelaut disebut roaring forties.
d) Angin Timur
Di daerah Kutub Utara dan Kutub Selatan bumi terdapat
daerah dengan tekanan udara maksimum. Dari daerah ini mengalirlah angin ke
daerah minimum subpolar (60o LU/LS). Angin ini disebut angin Timur, bersifat
dingin karena berasal dari daerah kutub.
e)
Angin Muson (Monsun)
Angin muson ialah angin yang berganti arah secara
berlawanan setiap setengah tahun. Umumnya pada setengah tahun pertama bertiup
angin darat yang kering dan setengah tahun berikutnya bertiup angin laut yang
basah.
Pada bulan Oktober – April, matahari berada di belahan
langit selatan, sehingga benua Australia lebih banyak memperoleh pemanasan
matahari dari benua Asia. Akibatnya di Australia terdapat pusat tekanan udara
rendah (depresi) sedangkan di Asia terdapat pusat tekanan udara tinggi
(kompresi). Keadaan ini menyebabkan arus angin dari benua Asia ke benua
Australia. Di Indonesia angin ini merupakan Angin Musim Timur Laut di belahan
bumi utara dan Angin Musim Barat di belahan bumi Selatan. Karena melewati
Samudra Pasifik dan Samudra Hindia maka banyak membawa uap air, sehingga pada
umumnya di Indonesia terjadi musim penghujan. Musim penghujan meliputi hampir seluruh wilayah Indonesia, hanya
saja persebarannya tidak merata. Makin ke Timur curah hujan makin berkurang
karena kandungan uap airnya makin sedikit.
Gambar. Angin Muson
Pada bulan April – Oktober, matahari berada di belahan
langit Utara, sehingga benua Asia lebih panas daripada benua Australia.
Akibatnya, di Asia terdapat pusat-pusat tekanan udara rendah, sedangkan di
Australia terdapat pusat- pusat tekanan udara tinggi yang menyebabkan
terjadinya angin dari Australia menuju Asia. Di Indonesia, terjadi angin musim
timur di belahan bumi Selatan dan angin musim barat daya di belahan bumi Utara. Karena tidak melewati
lautan yang luas maka angin tidak banyak mengandung uap air oleh karena itu
pada umumnya di Indonesia terjadi musim kemarau, kecuali pantai barat Sumatera,
Sulawesi Tenggara, dan pantai Selatan Irian Jaya. Lihat gambar 8 di atas.
Antara kedua musim tersebut ada musim yang disebut Musim Pancaroba (Peralihan), yaitu: Musim Kemareng yang merupakan peralihan
dari musim penghujan ke musim kemarau, dan Musim Labuh yang merupakan peralihan musim kemarau ke musim penghujan.
Adapun ciri-ciri musim pancaroba seperti udara terasa panas, arah angin tidak
teratur dan terjadi hujan secara tiba-tiba dalam waktu singkat dan lebat.
Akan tetapi, saat ini musim penghujan maupun kemarau di
Indonesia tidak beraturan seperti pada prediksi sebelumnya. Kadang kita
menemukan banyak hujan di bulan-bulan selain bulan penghujan, atau sebaliknya.
Hal ini merupakan dampak dari pemanasan global (global warming) yang menyebabkan terjadinya perubahan iklim dunia
salah satunya.
a)
Angin Lokal
Di samping angin musim, di Indonesia juga terdapat angin
lokal (setempat) yaitu sebagai berikut:
(1) Angin darat dan
angin laut
Angin ini terjadi di daerah pantai. Pada siang
hari daratan lebih cepat menerima panas dibandingkan dengan lautan. Angin
bertiup dari laut ke darat, disebut angin
laut. Sebaliknya, pada malam
hari daratan lebih cepat melepaskan panas dibandingkan dengan lautan. Daratan
bertekanan maksimum dan lautan bertekanan minimum. Angin bertiup dari darat ke
laut, disebut angin darat.
(1) Angin lembah dan
angin gunung
Pada
siang hari udara yang seolah-olah terkurung pada dasar lembah lebih cepat panas
dibandingkan dengan udara di puncak gunung yang lebih terbuka (bebas), maka
udara mengalir dari lembah ke puncak gunung menjadi angin lembah. Sebaliknya
pada malam hari udara mengalir dari gunung ke lembah menjadi angin gunung.
(2) Angin jatuh yang
sifatnya kering dan panas
Angin
jatuh atau Fohn ialah angin jatuh bersifatnya kering dan panas terdapat di
lereng pegunungan Alpine. Sejenis angin ini banyak terdapat di Indonesia dengan nama angin
Bahorok (Deli), angin Kumbang (Cirebon), angin
Gending di Pasuruan (Jawa Timur), dan Angin Brubu di Sulawesi Selatan).
Kelembaban Udara
Di udara terdapat uap air yang berasal dari penguapan
samudra (sumber yang utama). Sumber lainnya berasal dari danau-danau,
sungai-sungai, tumbuh- tumbuhan, dan sebagainya. Makin tinggi suhu udara, makin
banyak uap air yang dapat dikandungnya. Hal ini berarti makin lembablah udara
tersebut. Alat untuk mengukur kelembaban udara dinamakan hygrometer.
Ada dua macam kelembaban udara:
1)
Kelembaban udara absolut, ialah banyaknya uap air
yang terdapat di udara pada suatu tempat. Dinyatakan dengan banyaknya gram uap
air dalam 1 m³ udara.
2) Kelembaban udara
relatif, ialah perbandingan jumlah uap air dalam udara (kelembaban absolut)
dengan jumlah uap air maksimum yang dapat dikandung oleh udara tersebut dalam
suhu yang sama dan dinyatakan dalam persen (%).
Contoh:
Dalam 1 m³ udara yang suhunya 20o C terdapat 14 gram uap air (basah
absolut = 14 gram), sedangkan uap air maksimum yang dapat dikandungnya pada
suhu 20o C = 20 gram. (Kerjakan!)
Referensi :
- Bayong Tjasyono, 1999. Dr, Klimatologi Umum, Bandung: FMIPA - ITB.
Daldjoeni, N. 1986. Pokok-pokok
Klimatologi. Bandung: Alumni.
- Daniel Murdiyarso, 2003. Konvesi Perubahan Iklim, Jakarta: Kompas.
- Philip D. Thompson, Robert O’Brien, 1983. Weather, USA: Time Life Book Inc.
Suryatna Rafi’i, 1990, Pengantar
Meteorologi dan Klimatologi, Bandung: Angkasa.