Air Permukaan
Kamu tahu nggak ke mana perginya air hujan yang turun ke bumi? Ya, jawabannya adalah ke permukaan bumi. Ada yang meresap ke dalam tanah, namun ada juga yang mengalir di permukaan tanah. Jika hujan tidak kunjung turun atau dengan kata lain sedang dalam masa kemarau, maka intensitas air yang masuk ke tanah dan mengaliri permukaan bumi menjadi berkurang.
Sebenarnya, air permukaan itu memiliki banyak potensi dan antara wilayah yang satu dengan wilayah lainnya, potensinya sangat bervariasi. Ada wilayah dengan potensi air permukaan yang besar, namun ada juga wilayah yang potensi air permukaannya sedang, bahkan terbatas. Kenapa kok bisa beda-beda gitu sih setiap wilayah? Ya jelas bisa banget, kita bisa melihatnya dari faktor-faktor berikut.
a. Faktor Iklim
Perbedaan presipitasi (hujan, salu, atau butir-butir es) antara negara beriklim tropis dengan negara beriklim arid (gurun) cukup signifikan. Negara beriklim tropis memiliki presipitasi yang cukup tinggi, sedangkan yang beriklim arid (gurun) sebaliknya.
b. Faktor Topografi
Ketinggian dan kemiringan lereng suatu tempat juga sangat berpengaruh, karena curah hujan akan lebih tinggi di wilayah dataran tinggi, sedangkan untuk dataran rendah sebaliknya.
c. Faktor Jenis Tanah
Air hujan sulit meresap pada tanah yang padat seperti lempung dan tanah liat, sedangkan air hujan mudah meresap pada tanah yang berongga atau berpasir.
d. Faktor Karakteristik Daerah Aliran Sungai (DAS)
DAS yang panjang dan luas akan menangkap hujan yang cukup besar dan berpotensi untuk menerima, menyimpan, dan mengalirkan air. Sedangkan untuk DAS dengan ukuran sempit dan pendek, potensi tangkapannya hujannya kecil.
e. Faktor Vegetasi
Vegetasi berfungsi sebagai reservoir (tempat menyimpan cadangan-cadangan) air di permukaan bumi. Air hujan yang jatuh di wilayah hutan, akan tertahan dulu oleh daun dan akar, sehingga tidak langsung mengalir ke permukaan tanah. Artinya, banyak vegetasi maka banyak pula air tanahnya.
Faktor-faktor tersebut sangat menentukan kualitas serta kuantitas dari air permukaan. Seberapa besar sih manfaat dari air permukaan? Oh sangat besar. Air permukaan bisa dimanfaatkan sebagai sumber air irigasi untuk mengairi tanaman-tanaman pertanian. Pernah lihat? Banyak kok di desa-desa, contohnya itu irigasi Jatiluhur.
Kemudian dapat juga dimanfaatkan sebagai air minum dan keperluan rumah tangga lainnya, bisa dijadikan sumber tenaga listrik juga, kalo nggak percaya coba aja main ke waduk Jatiluhur atau Asahan. Terus juga bisa buat peternakan dan perikanan. Selain itu, bisa juga untuk kebutuhan industri. Paling terpenting, limbah industrinya itu tidak dibuang sembarangan, soalnya bisa mencemari air dan juga lingkungan.
Selain air permukaan, ada juga air tanah yang termasuk ke dalam jenis perairan permukaan bumi.
Air Tanah
Nah, air tanah juga memiliki fungsinya tersendiri begitu juga dengan manfaatnya. Air tanah itu air yang meresap ke dalam tanah kemudian mengendap atau tinggal di lapisan batu pasir (arkifer), bisa juga di celah-celah batuan.
Terdapat 2 lapisan pada air tanah yaitu:
1. Lapisan Akifer Bebas
Lapisan ini dapat menampung dan meloloskan air. Untuk letaknya sendiri berada dekat dengan permukaan tanah. Nah sumur-sumur yang dibuat di rumah-rumah itu mengambil air dari lapisan akifer bebas, yaa kira-kira antara 5-25 meter di bawah permukaan tanah laah letaknya.
2. Lapisan Akifer Terikat
Lapisan ini terkurung oleh lapisan yang kedap air. Nah lapisan itu punya daerah imbuhan yang lebih kecil dibandingkan lapisan akifer bebas. Kamu tahu mata air kan? Mata air itu munculnya dari lapisan akifer tertekan yang disebabkan oleh tekanan statis dari muka air tertinggi.
Klasifikasi Air Tanah
Berdasarkan jenisnya, air tanah dapat dikelompokkan ke dalam tujuh bagian, yaitu sebagai berikut.
a) Meteoric Water (Vadose Water)
Air tanah ini berasal dari air hujan, dan terdapat pada lapisan tanah yang tidak jenuh.
b) Connate Water (Air Tanah Tubir)
Air tanah ini berasal dari air yang terperangkap dalam rongga-rongga batuan endapan, sejak pengendapan tersebut terjadi. Termasuk juga air yang terperangkap pada rongga-rongga batuan beku leleran (lelehan) ketika magma tersembur ke permukaan bumi. Dapat berasal dari air laut atau air darat.
c) Fossil Water (Air Fosil)
Air tanah ini berasal dari hasil pengendapan fosil-fosil, baik fosil tumbuhan maupun fosil binatang.
d) Juvenil Water (Air Magma)
Air ini berasal dari dalam bumi (magma). Air ini bukan dari atmosfer atau air permukaan.
e) Pelliculkar Water (Air Pelikular)
Air yang tersimpan dalam tanah karena tarikan molekul-molekul tanah.
f) Phreatis Water (Air Freatis)
Air tanah yang berada pada lapisan kulit bumi yang poreus (sarang). Lapisan air tersebut berada di atas lapisan yang tidak tembus air (pejal/kedap) atau di antara dua lapisan yang tidak tembus air.
g) Artesian Water (Air Artesis)
Air artesis ini dinamakan juga air tekanan (pressure water). Air tersebut berada di antara dua lapisan batuan yang kedap (tidak tembus) air sehingga dapat menyebabkan air tersebut dalam keadaan tertekan. Jika air tanah ini memeroleh jalan keluar baik secara disengaja atau tidak, akan keluar dengan kekuatan besar ke permukaan bumi dan terjadilah sumber air artesis.
Lalu apa manfaat dari air tanah? Banyak, banyak banget, apalagi untuk kehidupan sehari-hari, baik untuk manusia, tumbuhan, juga hewan. Biasanya penduduk menggunakan air tanah untuk keperluan rumah tangga, misalnya mencuci, memasak, mandi, dan lainnya. Kemudian air tanah juga berfungsi sebagai irigasi pertanian, dan juga sebagai keseimbangan ekosistem dalam tanah. Selain sungai, ada juga danau dan rawa sebagai jenis air permukaan.
Sungai
Sungai adalah bagian dari muka bumi yang karena sifatnya menjadi tempat air mengalir. Sifat yang dimaksud adalah bagian permukaan bumi yang paling rendah jika dibandingkan dengan daerah sekitarnya.
1) Klasifikasi Sungai
Berdasarkan letaknya, sungai dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu sebagai berikut.
a) Bagian Hulu, memiliki karakteristik sebagai berikut:
(1) arus sungai deras;
(2) arah erosi ke dasar sungai (erosi vertikal);
(3) lembahnya curam;
(4) lembahnya berbentuk V;
(5) kadang-kadang terdapat air terjun; dan
(6) terdapat erosi mudik.
(7) tidak terjadi pengendapan (sedimentasi).
(8) terdapat batu-batu besar dan runcing.
b) Bagian Tengah, memiliki karakteristik sebagai berikut:
(1) arus air sungai tidak begitu deras;
(2) erosi sungai mulai ke samping (erosi horizontal);
(3) aliran sungai mulai berkelok-kelok; dan
(4) mulai terjadi proses sedimentasi dan (pengendapan) karena kecepatan air mulai berkurang.
(5) batu-batu bersudut bulat, dengan ukuran lebih kecil dari daerah hulu.
c) Bagian Hilir, memiliki karakteristik sebagai berikut:
(1) arus air sungai tenang;
(2) terjadi banyak sedimentasi;
(3) erosi ke arah samping (horizontal);
(4) sungai berkelok-kelok (terjadi proses meandering);
(5) terkadang ditemukan meander yang terpotong sehingga membentuk kali mati/danau tapal kuda (oxbow lake); dan
(6) di bagian muara kadang-kadang terbentuk delta.
(7) terdapat batu-batu kecil bersudut bulat.
Menurut arah alirannya sungai dibedakan atas lima jenis, yaitu sebagai berikut.
a) Sungai Konsekwen, yaitu sungai yang alirannya searah dengan lerengnya.
b) Sungai Insekwen, yaitu sungai yang arah alirannya tidak teratur.
c) Sungai Subsekwen, yaitu anak sungai yang arah alirannya tegak lurus terhadap sungai konsekwen.
d) Sungai Obsekwen, yaitu anak sungai dari sungai subsekwen yang arahnya berlawanan dengan induk sungai konsekwen.
e) Sungai Resekwen, yaitu sungai subsekwen yang arahnya sejajar dengan induk sungai konsekwen.
Berdasarkan sumber airnya sungai dibagi atas tiga macam, yaitu sebagai berikut.
a) Sungai Hujan, yaitu sungai yang sumber airnya berasal dari air hujan. Sungai hujan banyak terdapat di Indonesia.
b) Sungai Gletser, yaitu sungai es. Sungai ini terdapat di daerah beriklim dingin (bersalju).
c) Sungai Campuran, yaitu sungai yang airnya berasal dari air hujan dan dari gletser (es mencair). Contohnya Sungai Memberamo.
Menurut kondisi airnya sepanjang tahun, sungai dibedakan atas dua jenis, yaitu sebagai berikut.
a) Sungai Episodik, artinya sungai yang alirannya tetap sepanjang tahun. Pada umumnya sungai jenis ini terdapat di daerah yang curah hujannya besar dan di daerah yang berhutan lebat.
b) Sungai Periodik, yaitu sungai yang massa airnya tidak tetap sepanjang tahun. Biasanya pada waktu datangnya musim hujan airnya meluap, dan pada waktu musim kemarau airnya kering (surut).
Air sungai dapat dimanfaatkan antara lain, sebagai berikut.
a) Irigasi atau pengairan khususnya di daerah kering orang membutuhkan air untuk mengairi sawah. Dalam sistem pertanian intensif sekarang ini, di daerah basah pun perlu pengairan agar diperoleh hasil yang lebih mengun tungkan.
b) Sumber tenaga sebagai penggerak turbin yang dihubungkan dengan generator sehingga menghasilkan pembangkit tenaga listrik (PLTA).
c) Keperluan domestik, yaitu kebutuhan primer rumah tangga seperti air minum, memasak, mencuci, dan mandi. Bahkan bagi masyarakat kota air juga dipergunakan untuk menyiram tanaman dan rumput hias di halaman.
d) Sumber penghasil bahan makanan mentah, seperti ikan, dan udang.
e) Industri sebagai penyuci bahan dasar dan pencair atau pelarut bahan.
f ) Transportasi atau sarana perhubungan.
g) Rekreasi dan olah raga, di sungai-sungai orang mengadakan rekreasi sekaligus merupakan arena olah raga, seperti berenang, atau dayung.
2) Pola Aliran Sungai
Aliran sungai akan menyusun pola tertentu yang disebut pola aliran sungai. Pola aliran sungai ini dipengaruhi oleh struktur geomorfologi dan geologi daerah yang dilaluinya.
Pola aliran yang dijumpai antara lain sebagai berikut.
a) Pola dendtritis, ciri-cirinya adalah bahwa anak-anak sungainya bermuara pada sungai induk secara tidak teratur yaitu membentuk sudut yang berlainan besarnya dan tidak tentu besarnya. Pola ini terdapat di daerah yang menunjukkan tidak adanya pengaruh struktur. Pola ini sering terdapat pada batuan horizontal (mendatar).
b) Pola memusat (centripetal), yaitu pola aliran yang memusat pada suatu depresi, seperti cekun gan, atau kawah.
c) Pola menyebar radial (centrifugal), yaitu pola aliran yang tersebar dari suatu puncak, seperti pada kubah, gunungapi, dan bukit terpencil.
d) Pola trellis, yaitu sungai yang memperlihatkan letak yang paralel. Anak-anak sungainya bergabung secara tegak pada sungai yang parallel (sejajar) tadi. Pola ini terjadi di daerah dengan struktur lipatan.
e) Pola aliran rektangular, ciri-cirinya adalah sungai induk dengan anakanak sungainya membelok dengan membentuk sudut 90°. Pola aliran ini terdapat di daerah patahan.
f) Pola annular, terdapat pada kubah yang telah mengalami pengirisan yang lebih lanjut dan dikelilingi oleh lapisan yang berganti antara yang keras dan lunak. Pada keseluruhannya pola ini hamper membentuk cincin.
g) Pola aliran pinnate, menunjukkan kecuraman lereng yang besar.
Danau
Danau singkarak
Danau kelimutu
Danau TobaDanau adalah sejumlah air (tawar atau asin) yang terakumulasi di suatu tempat yang cukup luas, yang dapat terjadi karena mencairnya gletser, aliran sungai, atau karena adanya mata air. Biasanya danau dapat dipakai sebagai sarana rekreasi, dan olahraga.
Danau adalah cekungan besar di permukaan bumi yang digenangi oleh air bisa tawar ataupun asin yang seluruh cekungan tersebut dikelilingi oleh daratan.
Kebanyakan danau adalah air tawar dan juga banyak berada di belahan bumi utara pada ketinggian yang lebih atas.
Sebuah danau periglasial adalah danau yang di salah satunya terbentuk lapisan es, "ice cap" atau gletser, es ini menutupi aliran air keluar danau.
Istilah danau juga digunakan untuk menggambarkan fenomena seperti Danau Eyre, di mana danau ini kering di banyak waktu dan hanya terisi pada saat musim hujan. Banyak danau adalah buatan dan sengaja dibangun untuk penyediaan tenaga listrik-hidro, rekreasi (berenang, selancar angin, dll), persediaan air, dll.
Finlandia dikenal sebagai "Tanah Seribu Danau" dan Minnesota dikenal sebagai "Tanah Sepuluh Ribu Danau". Great Lakes di Amerika Utara juga memiliki asal dari zaman es. Sekitar 60% danau dunia terletak di Kanada; ini dikarenakan sistem pengaliran kacau yang mendominasi negara ini.
Di bulan ada wilayah gelap berbasal, mirip mare bulan tetapi lebih kecil, yang disebut lacus (dari bahasa Latin yang berarti "danau"). Mereka diperkirakan oleh para astronom sebagai danau.
Berdasarkan proses terjadinya, danau dibedakan :
1. Danau tektonik yaitu danau yang terbentuk akibat penurunan muka bumi karena pergeseran / patahan
2. Danau vulkanik yaitu danau yang terbentuk akibat aktivitas vulkanisme / gunung berapi
danau tektovulkanik yaitu danau yang terbentuk akibat percampuran aktivitas tektonisme dan vulkanisme
3. Danau bendungan alami yaitu danau yang terbentuk akibat lembah sungai terbendung oleh aliran lava saat erupsi terjadi
4. Danau karst yaitu danau yang terbentuk akibat pelarutan tanah kapur
5. Danau glasial yaitu danau yang terbentuk akibat mencairnya es / keringnya daerah es yang kemudian terisi air
6. Danau buatan yaitu danau yang terbentuk akibat aktivitas manusia
Rawa
Rawa (swamp/marsh) adalah tanah basah yang selalu digenangi air secara alami karena sistem drainase (pelepasan air) yang jelek atau letaknya lebih rendah dari daerah sekelilingnya. Rawa-rawa biasanya ditumbuhi oleh vegetasi dan selalu berlumpur. Rawa-rawa di Indonesia terdapat di sekitar muara-muara sungai yang besar dan rapat, seperti di Pulau Sumatra bagian timur, Kalimantan sebelah barat, selatan, dan bagian timur, serta Papua sebelah barat dan selatan. Sebagian rawa-rawa tersebut terpengaruh oleh pasang naik dan pasang surut air sungai terdekat sehingga air tidak begitu asam. Ada juga air rawa yang sama sekali tidak mengalir sehingga airnya sangat asam.
Pada rawa-rawa yang airnya asam, tidak terdapat kehidupan binatang. Macam-macam rawa, yaitu sebagai berikut.
1) Rawa Dataran Rendah, terjadi di daerah depresi yang membentuk permukaan datar dan cekung. Air rawa ini berasal dari air hujan, air tanah, dan air sungai, serta kaya akan mineral. Rawa ini ditumbuhi oleh tumbuhan autotrophic. Gambut yang terbentuk di daerah ini berasal dari sisa-sisa tumbuhan autotrof.
2) Rawa Dataran Tinggi, terletak di daerah yang letaknya lebih tinggi dari daerah sekitarnya yang memiliki bentuk permukaan cekung. Air tanah permukaan (watertable) sangat kurang. Rawa ini mendapat air dari air hujan. Airnya tidak begitu asam.
3) Rawa Peralihan, ditumbuhi oleh tumbuhan mesothropic. Sebagian rawa-rawa telah diusahakan untuk dijadikan daerah pertanian dengan cara membuat saluran drainase (pelepasan air).
Wah banyak ya manfaat dan potensi dari air permukaan dan air tanah. Tapi kenapa masih banyak daerah yang kekurang air bersih? Ternyata penyebabnya itu ada 2, yaitu faktor alami dan faktor perbuatan manusia. Kalau faktor alami, kesulitan air bersih itu bisa terjadi karena intensitas hujan yang terlalu kecil, juga letak geografis suatu daerah.
Jika manusia membangun pemukiman di atas lahan kering yang jarang vegetasi, kemudian jauh dari aliran air, maka sudah dipastikan akan kesulitan mendapat air dengan kualitas bagus. Nah yang sering terjadi itu justru karena faktor manusia.
Mulai dari penebangan liar, membuang limbah ke sungai, membangun hotel di dekat pemukiman, buang sampah sembarangan, sampai penggunaan air yang tidak teratur. Hal-hal itu membuat daerah aliran air menjadi kotor, berbau, dan tidak layak.
Oleh karena itu, kita sebagai manusia harus benar-benar menjaga lingkungan kita dari tangan-tangan jahil. Tidak lagi membuang sampah sembarangan, dan bisa juga mulai menanam pohon di pekarangan rumah. Nah kalau kamu ingin tahu bagaimana menjaga dan merawat supaya sumber permukaan air tetap bagus dan terjaga, kamu bisa mencari tahunya dengan belajar menggunakan ruangbelajar, di sana dijelaskan dengan menarik materi-materi yang berkaitan dengan potensi dan pemanfaatan perairan darat.
Semoga bermanfaat....
No comments:
Post a Comment