sumber : pixabay |
Air
tanah mengalami proses penguapan melalui dua cara, yaitu sebagai berikut:
a.
Penguapan langsung melalui pori-pori di permukaan tanah sebagai akibat dari
pemanasan lapisan tanah oleh sinar matahari, jenis penguapan ini dalam bahasa
Inggris disebut evaporasi.
b.
Penguapan yang tidak langsung, yaitu yang melalui permukaan daun
tumbuhtumbuhan, jenis penguapan ini dinamakan transpirasi.
Kedua
jenis penguapan ini dinamakan evapotranspirasi. Lapisan tanah yang dipengaruhi
evapotranspirasi hanya sampai kedalaman 30 cm saja. Di daerah gurun menjadi
lebih dalam lagi, karena curah hujan rendah dan pemanasan terusmenerus. Lapisan
atas tanah gurun itu menjadi kering.
Di
dataran rendah pada umumnya permukaan air tanahnya dangkal. Makin tinggi
permukaan tanah, makin dalam letak air tanahnya. Sehingga kedalaman air tanah
di berbagai tempat tidak sama. Ketidaksamaan ini mungkin juga akibat jenis
tanah dan struktur tanah yang berbeda, dan juga mungkin karena faktor musim,
yaitu musim kemarau dan musim penghujan.
Untuk
mencari dan mengambil air tanah, para ahli sangat memperhatikan keberadaan
akuifer. Karena pada lapisan tanah ini, akan memiliki zona aerasi dan zona
saturasi. Akuifer dapat dijumpai pada bentuk lahan sebagai berikut:
- Lembah isian, yaitu bekas lembah yang terisi material lepas (unconsolidated) berupa pasir halus sampai kasar. Lembah isian sering disebut juga sungai purba. Pasir tersebut bisa saja berasal dari lahar gunungapi menutupi lembah besar, sehingga lembah tersebut menampung sejumlah air tanah dalam jumlah yang berarti
- Dataran banjir di sepanjang alur sungai dengan materialnya yang terdiri atas batuan aluvial;
- Lembah antara dua pegunungan atau lebih (seperti cekungan), materialnya berasal dari hasil erosi dan gerak massa batuan dari pegunungan sekitarnya.
d. Lereng
kali di sekitar gunungapi, material penyusunnya yang lepas hasil letusan
gunungapi tersebut.
Berdasarkan
letaknya di dalam lapisan bawah permukaan, akuifer dapat dibedakan atas akuifer
bebas dan akuifer terkekang.
- Akuifer bebas adalah akuifer yang bagian bawahnya dibatasi oleh lapisan kedap air (impermeabel) dan bagian atasnya dibatasi oleh permukaan air tanah. Permukaan air tanah dari akuifer bebas disebut permukaan preatik.
- Akuifer terkekang adalah akuifer yang bagian atas dan bawahnya dibatasi oleh lapisan kedap air dan mempunyai tekanan hidrostatik yang lebih besar daripada tekanan atmosfer. Sumur yang dibuat pada akuifer terkekang bersifat artesis (air sumur dapat keluar sendiri).
Lapisan
akuifer merupakan lapisan yang terendam air. Semakin tebal dan luas akuifer,
semakin banyak jumlah air tanah di tempat tersebut. Lapisan ini biasanya
mengikuti topografi akuifer yang berada di lereng pegunungan yang permukaan air
tanah bebasnya akan lebih dekat dengan permukaan tanah. Karena itu, sumur gali
pada lereng bukit atau gunung akan berbeda kedalamannya, yaitu ada yang
dangkal, dalam, dan ada juga yang sangat dalam sehingga tidak kelihatan riak
airnya.
Berdasarkan
jenisnya, air tanah dapat dikelompokkan ke dalam tujuh bagian yaitu sebagai
berikut:
- Meteoric Water (vadose water). Air tanah ini berasal dari air hujan, dan terdapat pada lapisan tanah yang tak jenuh.
- Connate Water (air tanah tubir). Air tanah yang terperangkap dalam ronggaronggga batuan endapan, sejak pengendapan itu terjadi, termasuk juga air yang terperangkap pada rongga-rongga batuan beku leleran (lelehan) sewaktu magma tersembur ke luar ke permukaan. Asalnya mungkin dari air laut atau air darat.
- Fossil Water (air fosil). Air yang terperangkap dalam rongga-rongga batuan dan tetap tinggal di dalam batuan tersebut sejak penimbunan itu terjadi. Kadang-kadang istilah ini disamakan dengan Connate water.
- Juvenil Water (air magma). Air yang berasal dari dalam bumi (magma). Air ini bukan dari atmosfer atau air permukaan.
- Pelliculkar water (air pelikular/ari). Air yang tersimpan dalam tanah karena tarikan molekul-molekul tanah.
- Phreatis Water (air freatis). Air tanah yang berada pada lapisan kulit bumi yang poreus (sarang). Lapisan air tersebut berada di atas lapisan yang tidak tembus air (pejal/kedap) atau di antara dua lapisan yang tidak tembus air.
- Artesian Water (air artesis). Air artesis ini dinamakan juga air tekanan (pressure water). Air tersebut berada di antara dua lapisan batuan yang kedap (tidak tembus) air sehingga dapat menyebabkan air tersebut dalam keadaan tertekan.
Sebagian
besar penduduk, terutama yang tinggal di kota memanfaatkan air tanah untuk
kebutuhan hidup sehari-hari. Pernahkah Anda merasakan kekurangan air bersih
setiap tahunnya? Memang sumber air tanah yang berasal dari air hujan yang
meresap ke dalam tanah sangat besar, akan tetapi jika musim kemarau tiba,
ketersediaan air tanah juga akan berkurang. Belum lagi banyak faktor yang dapat
mengurangi volume air tanah ini, seperti permukaan tanah tidak lagi ada
pepohonan, diperkeras dengan aspal atau beton, sehingga air hujan tidak
memiliki kesempatan untuk berinfiltrasi.
Selain
itu, di kota-kota dan di daerah-daerah industri sering terjadi polusi pada air
tanah yang disebabkan oleh sampah dan buangan limbah industri. Sampah-sampah
yang padat, apabila membusuk akan meresap ke dalam lapisan tanah oleh pengaruh
air hujan, sehingga akan mengotori air tanah di tempat-tempat yang dekat dengan
sumber polusi itu. Air tanah yang sudah tercemar bisa dibedakan
dari air tanah yang masih murni dari warna, bau, dan rasa. Akibat polusi, air
tanah bisa membahayakan kehidupan manusia.
Kegiatan
industri yang besar bisa juga menguras air tanah, sehingga sumur penduduk yang
berada di dekat pabrik akan kering kerontang karena kedalaman sumur penduduk tidak menjangkau permukaan air yang
sedang disedot oleh sumur pompa pabrik. Karena itu, pembangunan pabrik jaraknya
harus jauh dari permukiman penduduk dan pihak pabrik wajib dilarang mengambil
air tanah dangkal (dari akiufer bebas) tetapi harus mengambil hanya dari air
tanah dalam. Air
Terima kasih, semoga bermanfaat ya sahabat squad geografi.
No comments:
Post a Comment