Air
adalah kebutuhan dasar untuk kehidupan manusia, terutama untuk digunakan
sebagai air minum, memasak makanan, mencuci, mandi, dan sanitasi. Ketersedian
air bersih merupakan hal yang selayaknya diprioritaskan oleh pemerintah untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat baik di perkotaan maupun di pedesaan. Hingga saat
ini penyediaan air bersih oleh pemerintah menghadapi keterbatasan baik sumber
air, sumber daya manusia, maupun dana. Di daerah perkotaan, pada umumnya sumber
air baku berasal dari sumur air tanah dalam (artesis) dan PDAM. Sementara itu di daerah
pedesaan sumber air baku berasal dari sungai atau sumur air tanah dangkal (preatik water).
Akhir-akhir
ini sulit medapatkan air bersih. Penyebab susah mendapatkan air bersih adalah
adanya pencemaran air yang disebabkan oleh limbah industri, rumah tangga,
limbah pertanian. Selain itu adanya pembangunan dan penjarahan hutan merupakan
penyebab berkurangnya kualitas mata air dari pegunungan karena banyak tercampur
dengan lumpur yang terkikis terbawa aliran air sungai. Akibatnya, air bersih
terkadang menjadi barang langka.
Untuk
memenuhi kebutuhan air bersih yang meningkat karena pertumbuhan penduduk, perlu
ada upaya yang menyeluruh dan tepat. Air bersih secara umum diartikan sebagai
air yang layak untuk dijadikan air baku bagi air minum. Dengan kelayakan ini
maka air tersebut layak pula untuk keperluan mandi, cuci dan sanitasi (MCK).
Berdasarkan
Permenkes RI No. 416/MENKES/PER/IX/1990, tentang syarat-syarat pengawasan
kualitas air, air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari
yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah
dimasak. Sedangkan air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat dan dapat
diminum langsung. Di sisi lain, Permenkes RI No. 492/MENKES/PER/IV/2010,
tentang persyaratan kualitas air minum, menyatakan bahwa air minum adalah air
yang melalui proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat
langsung diminum. Air minum aman bagi kesehatan apabila memenuhi persyaratan fisika,
mikrobiologis, kimiawi, dan radioaktif.
No comments:
Post a Comment