Tuesday, April 28, 2020

Konsep Risk and Return


Risk and Return dapat kita sebut dengan “ability to sleep at night test” dimana sebagian orang dapat “tidur” dengan cepat namun sebagian lainnya tidak. Artinya beberapa orang dapat mengatasi masalah finansial tanpa harus mengeluarkan effort yang besar sedangkan lainnya harus melakukan hal yang sebaliknya.
  Di dalam dunia investasi, risk merupakan kesempatan investasi yang mungkin berbeda dengan apa yang diharapkan. Secara teknis, ini dapat diukur dengan standar deviasi / standar error. Dimana risk berarti kita memiliki kemungkinan untuk kehilangan sebagian ataupun seluruh dari investasi kita.

Return merupakan hasil yang diperoleh dari suatu investasi. Menurut Jogiyanto (1998: 109), return saham dibedakan menjadi dua yaitu return realisasi (realized return) dan return ekspektasi (expected return).
Return realisasi merupakan return yang sudah terjadi yang dihitung berdasarkan data historis. Return realisasi ini penting dalam mengukur kinerja perusahaan dan sebagai dasar penentuan return dan resiko dimasa mendatang. Sedangkan Return ekspektasi merupakan return yang diharapkan di masa mendatang dan masih bersifat tidak pasti.
Dalam melakukan investasi investor dihadapkan pada ketidakpastian (uncertainty) antara return yang akan diperoleh dengan resiko yang akan dihadapinya. Semakin besar return yang diharapkan akan diperoleh dari investasi, semakin besar pula resikonya, sehingga dikatakan bahwa return ekspektasi memiliki hubungan positif dengan resiko.
Resiko yang lebih tinggi biasanya dikorelasikan dengan peluang untuk mendapatkan return yang lebih tinggi pula (high risk high return, low risk low return). Tetapi return yang tinggi tidak selalu harus disertai dengan investasi yang beresiko. Hal ini bisa saja terjadi pada pasar yang tidak rasional.
Return yang diterima oleh investor di pasar modal dibedakan menjadi dua jenis yaitu current income (pendapatan lancar) dan capital gain/capital loss (keuntungan selisih harga).
Current income adalah keuntungan yang didapat melalui pembayaran yang bersifat periodik seperti deviden. Keuntungan ini biasanya diterima dalam bentuk kas atau setara kas sehingga dapat diuangkan secara cepat. Misalnya deviden saham yaitu dibayarkan dalam bentuk saham yang bisa dikonversi menjadi uang kas dengan cara menjual saham yang diterimanya.
Sedangkan Capital gain (loss) merupakan selisih laba (rugi) yang dialami oleh pemegang saham karena harga saham sekarang relatif lebih tinggi (rendah) dibandingkan harga saham sebelumnya. Jika harga saham sekarang (Pt) lebih tinggi dari harga saham periode sebelumnya (Pt-1) maka pemegang saham mengalami capital gain. Jika yang terjadi sebaliknya maka pemegang saham akan mengalami capital loss.
Hubungan risk dan return
Meski tampak bertentangan, namun risiko (risk) dengan pengembalian (return) memiliki korelasi yang signifikan dalam investasi. Bagaimana tidak? Dalam dunia bisnis ada ketidakpastian yang disebabkan oleh banyak faktor seperti inflasi, pertumbuhan ekonomi, mekanisme pasar, dan lain sebagainya. Maka dari itu, di samping potensi keuntungan ada pula risiko kerugian yang harus siap dihadapi oleh para investor.
Risk dan return pada prinsipnya merupakan kondisi yang dialami investor dalam merencanakan keuangannya dalam bentuk investasi. Hanya saja, risk merepresentasikan kondisi yang tidak diharapkan, sedangkan return kebalikannya yakni kondisi menguntungkan yang diharapkan.
Walau bertentangan, namun risk dan return memiliki korelasi yang searah atau bersifat linear. Semakin tinggi risiko, maka semakin tinggi pula tingkat pengembaliannya (high risk high return). Demikian pula sebaliknya, semakin rendah risiko, makin rendah pula tingkat pengembaliannya (low risk low return).


No comments:

Post a Comment