Air
Tanah
Sumber : pixabay |
Air
tanah (ground water) adalah massa air yang ada di bawah permukaan tanah. Lebih dari
98 % dari semua air di daratan tersembunyi di bawah permukaan tanah, 2%
terlihat sebagai air di sungai, danau dan reservoir. Setengah dari 2% ini
disimpan di reservoir buatan.
Sumber
air tanah adalah curah hujan. Pada saat curah hujan mencapai permukaan tanah,
seluruh atau sebagian curah hujan tersebut akan diserap oleh tanah. Bagian yang
tidak terserap tanah akan menjadi limpasan permukaan hingga terbentuk
parit-parit dan mengalir ke sungai hingga ke danau dan berakhir di laut.
Kapasitas infiltrasi setiap permukaan tanah berbeda-beda tergantung pada
tekstur dan struktur tanah. Sebelum air diloloskan ke dalam tanah, pada
dasarnya “ditahan” terlebih dahulu oleh butiran tanah hingga tanha menjadi
lembab. Air di dalam tanah ditahan oleh gaya absorbsi permukaan butir-butir
tanah dan tegangan antara molekul air.
Di
sekeliling butir-butir tanah terdapat membran (lapisan tipis) air higroskopis
yang diserap secara kuat. Makin jauh air itu dari permukaan, makin lemah gaya
absorbsi butir tanah itu. Pada jarak tertentu, air hanya ditahan oleh tegangan
antara butir-butir tanah yang dinamakan air kapiler. Jika air bertambah,
kemudian akan mengalir ke bawah akibat gaya gravitasi. Air itu selanjutnya
dinamakan air gravitasi.
Tanah
yang mengikat air higroskopis akan terlihat lembab. Setiap tanah memiliki sifat
yang berbeda dalam menahan kelembabannya. Gaya yang menahan pergerakan air
supaya tidak terloloskan disebut kapasitas menahan air (waterholding capacity).
Banyaknya air dalam tanah pada suatu keadaan tertentu disebut tetapan
kelembaban tanah dan digunakan untuk menentukan sifat menahan air dari tanah.
Jika
infiltrasi lebih besar dari kapasitas menahan air yang minimum, air itu akan
terus ke permukaan air tanah (perkolasi). Akan tetapi, jika infiltrasinya lebih
kecil, maka air akan tertahan dalam tanah sehingga perkolasi tidak terjadi.
Kapasitas menahan air yang minimum disebut kapasitas menahan air normal.
Air
yang dapat bergerak dalam tanah adalah air kapiler dan air gravitasi. Melihat
cara bergeraknya, air kapiler berasal dari air tanah yang naik ke ruangruang
antara butir-butir kaarena kapilaritas. Tinggi kenaikan air kapiler tergantung
pada besar butiran tanah. Semakin kecil butiran tanah, semakin tinggi kenaikan
air kapiler. Sebaliknya semakin besar butiran tanah, semakin rendah kenaikan
air kapiler. Air gravitasi bergerak dalam ruang tanah karena pengaruh
gravitasi. Jika ruang-ruang itu telah jenuh air, maka air akan bergerak ke
bawah.
Air
yang menginfiltrasi mula-mula diabsorbsi untuk meningkatkan kelembaban tanah.
Selebihnya akan turun ke permukaan air tanah dan mengalir ke samping. Tinggi
rendahnya infiltrasi akan sangat berpengaruh terhadap keberadaan air tanah.
Tinggi rendah infiltrasi tergantung berbagai faktor, yaitu curah hujan,
kemiringan lereng, kerapatan vegetasi, serta kelembapan tanah. Makin tinggi
curah hujan, makin rapat vegetasi, lereng makin landai serta kelembapan yang
rendah mengakibatkan peluang tingkat infilrasi makin tinggi.
Walaupun
soil water dapat diartikan air tanah, tetapi di Indonesia yang dimaksud dengan
air tanah adalah groundwater. Jadi air tanah adalah air yang berada di bawah
permukaan tanah di dalam zona jenuh (saturation).
Sahabat
squad geografi, Apakah setiap lapisan tanah memiliki zona jenuh? Tidak,
tergantung pada sifat batuan, yaitu ada yang kedap air (sulit ditenbus air) dan
ada yang lolos air. Lapisan kedap air disebut impermeable, sedangkan yang lolos
air disebut permeabel. Lapisan tanah kaitannya dengan kemampuan menyimpan dan
meloloskan air dibedakan atas empat lapisan yaitu:
- Aquifer, yaitu lapisan yang dapat menyimpan dan mengalirkan air dalam jumlah besar. Lapisan batuan bersifat permeabel, seperti pasir, kerikil, dan batupasir yang retak-retak;
- Aquiclude, yaitu lapisan yang dapat menyimpan tetapi tidak dapat mengalirkan air dalam jumlah yang berarti, seperti lempung, tuf halus, dan silt;
- Aquifuge, yaitu yang tidak menyimpan dan mengalirkan air, contohnya batuan granit dan batuan yang kompak;
- Aquitard, yaitu lapisan atau formasi batuan yang dapat menyimpan air, tetapi hanya dapat meloloskan air dalam jumlah yang terbatas.
Dengan
demikian, volume air tanah yang ada di berbagai tempat tidak sama, bergantung
kepada persyaratan yang menunjang proses peresapannya. Air tanah berasal dari
air hujan yang meresap melalui berbagai media peresapan, yaitu sebagai berikut:
- Pori-pori tanah. Tanah yang gembur atau berstruktur lemah akan meresapkan air lebih banyak daripada tanah yang pejal.
- Retakan-retakan lapisan tanah akibat kekeringan yang pada musim hujan sangat basah dan becek, seperti tanah liat dan lumpur.
- Rongga-rongga yang dibuat binatang (cacing dan rayap).
- Rongga-rongga akibat robohnya tumbuh-tumbuhan yang berakar besar.
- Rongga-rongga akibat pencairan berbagai kristal yang membeku pada musim dingin.
Selain
kelima faktor tersebut di atas, penutupan vegetasi di permukaan bumi sangat
besar pengaruhnya terhadap peresapan air hujan ke dalam tanah. Hujan yang lebat
akan tertahan oleh daun-daun dan ranting-ranting, sehingga jatuhnya di
permukaan bumi sangat perlahan-lahan. Dengan demikian, proses peresapan air
lebih lancar.
Terima kasih, semoga bermanfaat ya sahabat squad geografi.
No comments:
Post a Comment