Dalam menghadapi tantangan di masa depan, empat visi pembelajaran diajukan oleh komisi internasional untuk pendidikan abad ke-21 yang diajukan oleh Jacques Delor pada tahun 1996 yaitu: pengetahuan, pemahaman, kompetensi untuk hidup, dan kompetensi untuk bertindak.
Pendidikan
pada tataran ini
dipahami sebagai sesuatu yang sangat fundamental atau asasi dalam
kehidupan manusia. Atau,
dapat disebutkan bahwa di
mana ada kehidupan manusia, di situ
pula pendidikan berposisi dan diposisikan. Pendidikan
dengan demikian dirancang oleh
dan untuk manusia
dalam kerangka “humanisasi”. “Pemanusiaan manusia”. Proses humanisasi tercipta
berkat kontribusi
pendidikan, sebab bukankah
kukuhnya bangunan
kemanusiaan dalam sejarah peradaban manusia
itu akibat kuat
dan mengakarnya pendidikan yang telah dibuktikan berabad-abad lamanya. Pendidikan sebagaimana
telah disebutkan yakni sebagai
suatu proses memanusiakan manusia,
dalam penjabarannya terkait erat
dengan istilah pembelajaran. Dan istilah
pembelajaran akan merujuk
pada aktivitas sekolah sebagai
kelembagaan formal
pendidikan. Sehingga upaya
memperbaiki sistem pendidikan
yang meliputi perubahan paradigma dan
visi akan berhubungan
langsung dengan masalah
pembelajaran yang dilaksanakan
di sekolah.
Orientasi yang
selayaknya dikembangkan
kaitannya dengan paradigma pembelajaran baru di sekolah tersebut adalah
pertama, paradigma learning (belajar).
Orientasi pembelajaran di sekolah saat ini
yang lebih menekankan
pada teaching (pengajaran) tidak
relevan lagi diterapkan. Sehingga,
memang sudah saatnya dilakukan reorientasi
visi pembelajaran atau transformasi pendidikan
dari teaching ke learning.
Dengan perubahan
ini proses pendidikan menjadi “proses bagaimana belajar bersama antara
guru dan anak
didik”. Guru dalam konteks ini
juga termasuk dalam proses
belajar. Sehingga lingkungan
sekolah, meminjam istilahnya Ivan
Illich, menjadi learning society
(masyarakat belajar). Dalam paradigma ini,
peserta didik tidak lagi disebut pupil (siswa), tapi learner (yang belajar). Paradigma learning
juga jelas terlihat dalam empat visi pendidikan menuju
abad 21 versi UNESCO. Keempat
visi pendidikan versi UNESCO ini sangat
jelas berdasarkan pada paradigma learning,
tidak lagi pada teaching.
Pertama,
learning to think (belajar berpikir).
Ini berarti pendidikan berorientasi pada pengetahuan logis
rasional sehingga learner
berani menyatakan pendapat dan bersikap kritis serta memiliki
semangat membaca tinggi.
Kedua, learning to do (belajar berbuat/hidup). Aspek yang ingin
dicapai dalam visi ini adalah keterampilan
seorang anak didik
dalam menyelesaikan problem keseharian.
Dengan kata lain pendidikan
diarahkan pada how to
solve the problem.
Ketiga, learning to
live together (belajar
hidup bersama). Di
sini pendidikan diarahkan pada
pembentukan seorang anak didik
yang berkesadaran bahwa kita
ini hidup dalam
sebuah dunia global bersama banyak
manusia dari berbagai bahasa
dengan latar belakang
etnik, agama dan budaya.
Di sinilah pendidikan
akan nilai-nilai semisal
perdamaian, penghormatan HAM,
pelestarian lingkungan hidup,
toleransi, menjadi aspek utama yang mesti terinternalisasi dalam
kesadaran seorang learner (pembelajar).
Keempat, learning
to be (belajar
menjadi diri sendiri). Visi terakhir
ini menjadi sangat penting mengingat masyarakat modern saat ini tengah dilanda
suatu krisis kepribadian. Orang
sekarang biasanya lebih
melihat diri sebagai what you
have, what you wear, what
you eat, what you drive,
dan lain-lain. Karena
itu, visi pendidikan hendaknya
diorientasikan pada
bagaimana seorang anak
didik di masa depannya bisa tumbuh dan berkembang
sebagai pribadi yang mandiri, memiliki harga diri dan tidak sekadar
memiliki having. Karena menurut
Fromm, bahwa hakikat manusia sesungguhnya adalah being.
Referensi :
- Driyarkara. 1980. Tentang Pendidikan. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.D
- elors. 1996. Learning the treasure within. Reports to UNESCO of international Commission on Education for the Twenty-firts Century.E
- rich Fromm, 1987. Memiliki dan Menjadi. Jakarta: LP3ESI
- llich, Ivan. 2000. Bebaskan Masyarakat dari Belenggu Sekolah. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
- Madjid, Nurcholis. 2000. “Pendidikan, Langkah Strategis Mempersiapkan SDM Berkualitas” dalam Indra Djati Sidi. 2001. Menuju Masyarakat Belajar: Menggagas Paradigma Baru Pendidikan. Jakarta: Paramadina
No comments:
Post a Comment