Kewirausahaan melibatkan lebih dari sekedar memulai bisnis baru. Kewirausahaan mengandung tiga hal yaitu: mengidentifikasi, mengevaluasi, dan memanfaatkan peluang. Peluang wirausaha dapat diwujudkan ketika kita dapat menjual produk atau jasa baru dengan harga produksi yang yang memeberikan keuntungan.
Berwirausaha berarti
memadukan watak pribadi, keuangan, dan sumber daya. Oleh karena itu,
berwirausaha merupakan suatu pekerjaan atau karier yang harus bersifat
fleksibel dan imajinatif, mampu merencanakan, mengambil risiko, keputusan, dan
tindakan untuk mencapai tujuan.
Pengusaha adalah individu yang mampu
mengidentifikasi, mengevaluasi dan memanfaatkan peluang tersebut. Ada lima
jenis peluang yaitu :
§ penciptaan
produk atau jasa baru, penemuan pasar geografis baru,
§ penciptaan
bahan baku yang baru atau menggunakan alternatif yang ada,
§ penemuan
metode-metode produksi baru, dan penemuan metode baru pengorganisasian.
§ Pengusaha
harus mampu mengidentifikasi kesempatan ini.
Kemudian,
Ada empat faktor yang mempengaruhi kemampuan pengusaha untuk mengidentifikasi
peluang, yaitu :
§ kewaspadaan
kewirausahaan,
§ asimetri
informasi,
§ jaringan sosial dan
§ Tujuan akhir
Adapun
tujuan akhirnya adalah kemampuan untuk membangun suatu hubungan dan
keberlangsungan usaha. Untuk memulai sebuah usaha perlu memperhatikan
atau mengevaluasi peluang yang ada yaitu bagaimana evaluasi terhadap
peluang pasar serta faktor jenis kebutuhannya dan faktor pemilihan waktu
kebutuhan atau siklus dari proses kebutuhan itu sendiri, dengan mengevaluasi
resiko yang didapatkan baik untuk pelanggan maupun perusahaan tersebut yang
diawali dengan analisis kelayakan, yaitu, sebelum mengambil keputusan
perlunya menganalisis dalam mengolah data dan jika ada resiko dalam pengambilan
keputusan maka pilih resiko yang terkecil. Namun,
pada dunia nyata ada sebagian pengusaha dalam pengambilan keputusan
mengabaikan hal-hal tersebut, karena faktor ambisi dengan keuntungan
semata atau karena faktor lingkungan sosial, misalnya peluang usaha peternakan ayam, tanpa
mengevaluasi terlebih dulu letak atau wilaya setempat, sehingga terkadang
mengabaikan lingkungan setempat yang terganggu dengan keberadaan usaha tersebut
walaupun itu termasuk kebutuhan masyarakat yang penting untuk memenuhi
kebutuhan.
Contoh nyata yang lainya, adanya
keberadaan perusahaan air minum Aqua di wilayah Lido Bogor, yang mana sangat
menghambat lalu lintas, karena kendaraan besar yang lalu lalang beroperasi
apalagi tidak ditunjang kondisi infrastruktur yang memadai. Jika ditnjau dari faktor lokasi sudah sangat merugikan
masyarakat pengguna jalan, karena tidak menyiapkan solusi alternatif sebelumnya
jika terjadi hal-hal yang tidak diharapkan.
Selanjutnya, dari sudut pandang
perusahaan itu sendiri sangat komersil, melihat pencapaian yang sangat
penting tertu tercapai seperti : misi atau tujuan, ketersediaan
pendanaan, ukuran kinerja, besar jaringan sosial. Akan tetapi, semuanya
terfokus pada pengawasan dan ikut campurnya dalam hal kebijakan dari
pemerintah. Karena penghambat utama lalu lintas di jalur Bogor-Sukabumi, yaitu
banyaknya usaha/perusahaan dibanding dengan sarana lalu lintas dan kurang
alternatif dalam penyediaan jalur lalu lintas.
Terkait
dengan jaringan sosial. Campur tangan
orang lain dapat menentukan keberhasilan atau kegagalan seseorang dalam dunia
bisnis. Relasi bisnis memiliki prinsip berbanding lurus, artinya semakin banyak
jumlah relasi bisnis, semakin cepat seseorang mencapai sukses dalam berusaha,
begitu juga sebaliknya (Sudjatmoko, 2009:25). Ketersediaan jaringan sosial
tentunya dapat mempengaruhi seseorang dalammberwirausaha karena para
wirausahawan akan semakin percaya diri dalam memulai usaha.
Peluang
usaha akan berjalan secara berkesinambungan dan dapat mengatasi resiko yan ada.
Untuk itu pentingnya analisis data dan evaluasi peluang yang ada bukan sekedar
keuntungan semata. Dan dipihak lain keterlibatan dan kerjasama dalam hal
pengawasan dengan pemerintah sangat dibutuhkan serta mengedepankan
analisis dampak lingkungan.
Certo dan Certo
(2006:481) mengatakan “Controlling is the
process managers go through to control.” (Pengawasan adalah proses dari
para manajer dalam menjalankan pengontrolan). Sehingga dapat simpulkan
bahwa pengawasan dimaksudkan sebagai suatu hal yang dipakai untuk mengukur
dan menilai hasil yang kemudian dibandingkan dengan standar. Jika ditemukan
adanya penyimpangan-penyimpangan perlu dilakukan tindakan perbaikan untuk
keberlangsungan suatu usaha.
No comments:
Post a Comment